PT RADIO NUANSA FM BOJONEGORO

PT RADIO NUANSA FM BOJONEGORO

PT RADIO NUANSA FM BOJONEGORO


Rabu, 17 Desember 2025

Cara Mengatasi Sariawan pada Bayi Tanpa Obat

Cara Mengatasi Sariawan pada Bayi Tanpa Obat

Rabu, 17 Desember 2025

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi sariawan tanpa obat pada bayi, seperti menggunakan kompres dingin atau memberikan makanan lunak.


Sariawan adalah salah satu gangguan kesehatan yang dapat terjadi pada bayi, meskipun bisa terbilang jarang. Tapi, saat muncul, bayi dapat menjadi rewel dan enggan menyusu atau makan, akibat rasa perihnya. 

Biasanya, sariawan akan hilang dengan sendirinya, tapi ada kalanya bayi membutuhkan perhatian khusus saat mengidap kondisi ini.

Makanya, ibu perlu mengetahui cara mengatasi sariawan pada bayi tanpa obat. Penasaran apa saja? simak infonya di sini!

Mengapa Bayi Mengalami Sariawan?

Sebelum membahas penanganannya, ada baiknya ibu mengerti mengapa bayi dapat mengalami sariawan.

Nyatanya, penyebab sariawan pada bayi sebenarnya belum dapat diketahui secara pasti.

Namun, ada beberapa hal yang dapat menjadi faktor pemicu timbulnya sariawan, antara lain: 

  • Melemahnya sistem kekebalan tubuh bayi.
  • Adanya alergi terhadap beberapa jenis makanan, seperti kacang, jeruk, atau keju.
  • Mengalami stres.
  • Adanya infeksi seperti bakteri, jamur, atau virus.
  • Adanya luka pada mulut, bisa jadi karena tidak sengaja menggigit lidah saat menyusu.
  • Kekurangan nutrisi seperti vitamin B12, zinc, asam folat hingga zat besi.
  • Reaksi tubuh bayi dari obat-obatan tertentu.

Faktor Risiko Sariawan pada Bayi

Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko bayi terkena sariawan, antara lain:

  • Usia bayi (terutama bayi baru lahir hingga usia 6 bulan)
  • Penggunaan antibiotik oleh bayi atau ibu menyusui
  • Penggunaan kortikosteroid inhalasi oleh ibu menyusui
  • Kondisi kesehatan tertentu pada bayi, seperti imunodefisiensi
  • Kebersihan yang kurang terjaga pada peralatan makan bayi

Cara Mengatasi Sariawan Tanpa Obat  

Ada banyak cara yang bisa ibu lakukan untuk mengatasi sariawan tanpa obat pada bayi. Nah, Ibu bisa mencoba beberapa tips berikut ini, antara lain: 

1. Manfaatkan ASI 

Air susu ibu adalah obat terbaik dalam mengatasi sariawan pada bayi, terutama bagi bayi yang berusia di bawah enam bulan.

Oleh sebab itu, ibu diharapkan secara perlahan tetap menyusui Si Kecil. Selain dapat menyembuhkan sariawan secara natural, menyusui juga dapat menghindari malnutrisi dan dehidrasi, ketika bayi sedang merasa tidak nyaman. 

2. Memberi susu dengan sendok atau gelas

Hal ini dapat menjadi solusi alternatif untuk kegiatan menyusui. Pasalnya, gerakan menyedot susu dapat menyenggol luka sariawan pada bayi.

Maka, improvisasi pun harus dilakukan. Nah, ibu dapat memerah ASI kemudian memberikannya pada bayi.

Dengan ini, sariawan pada bayi tidak akan tersentuh puting susu. Namun, jangan gunakan sendok untuk orang dewasa.

Pastikan Ibu menggunakan sendok khusus untuk bayi yang bahannya tidak kasar. Selain ASI, pemberian susu menggunakan sendok juga dapat dilakukan untuk susu formula.

Cara ini juga dapat dilakukan bila bayi sudah bisa minum susu memakai gelas. 

3. Menggunakan kompres dingin

Ibu dapat mengurangi rasa tidak nyaman sariawan pada bayi dengan kompres dingin. Pasalnya, kompres dingin dapat membuat sariawan mati rasa untuk beberapa saat.

Tentunya bayi tidak akan merasakan perih ketika sedang menyusu atau mengonsumsi makanan. 

4. Berikan makanan dingin

Bila bayi sudah mulai diberikan makanan padat, Ibu dapat mencoba memberikannya makanan dingin.

Layaknya kompres dingin, makanan dingin dapat membuat sariawan mati rasa untuk sementara waktu. Coba lah berikan Si Kecil potongan buah dingin, atau yogurt dingin. 

5. Jauhi makanan dan minuman yang asam

Makanan dan minuman dengan rasa asam dapat membuat perihnya sariawan semakin parah. Untuk itu, sangat dianjurkan untuk tidak memberikan makanan atau minuman yang asam. 

6. Meningkatkan asupan nutrisi Si Kecil

Salah satu faktor resiko sariawan pada bayi adalah kurangnya asupan nutrisi pada bayi. Ada baiknya ibu meningkatkan asupan nutrisi yang dibutuhkan, mulai dari vitamin B2, B5, B12, dan C.

Di samping itu penuhi pula kebutuhan akan nutrisi penting lainnya seperti zinc, asam folat, hingga zat besi. 

7. Memberikan makanan lunak

Bila bayi yang mengalami sariawan sudah bisa makan, berikan dirinya makanan yang lunak. Pasalnya, makanan yang padat dapat menyenggol luka sariawan, sehingga malah membuatnya semakin tidak mau makan.

Nah, Ibu dapat mencoba memberikan buah atau sayuran yang dijadikan jus. Selain itu, memberikan bubur juga sangat dianjurkan. 

8.Selalu menjaga kebersihan gigi bayi

Salah satu faktor risiko sariawan adalah infeksi bakteri. Maka kebersihan gigi dan mulut bayi penting untuk dijaga, terutama bila bayi sudah tumbuh gigi.

Sebab, kondisi sariawan bisa semakin parah bila mulut dan giginya kotor. Nah, Ibu dapat membiasakan untuk menggosok gigi Si Kecil minimal dua kali sehari secara rutin. 

Pencegahan Sariawan pada Bayi

Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko sariawan pada bayi meliputi:

  • Menjaga kebersihan mulut bayi dengan membersihkan gusi dan lidah bayi secara teratur menggunakan kain lembut dan air bersih, terutama setelah menyusu atau makan.
  • Mensterilkan dot dan empeng secara teratur.
  • Jika ibu menyusui, menjaga kebersihan puting payudara.
  • Menghindari penggunaan antibiotik yang tidak perlu.

Menurut WHO, pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan bayi dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi dan mengurangi risiko infeksi, termasuk sariawan.

Kemenkes RI juga merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama dan dilanjutkan hingga usia 2 tahun dengan makanan pendamping ASI (MPASI) yang sesuai.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera konsultasikan dengan dokter jika bayi mengalami gejala sariawan dan:

  • Bayi menolak makan atau minum.
  • Bayi demam.
  • Sariawan menyebar ke area lain selain mulut.
  • Bayi tampak sangat rewel atau kesakitan.

Sumber : halodoc.com

Selasa, 16 Desember 2025

Ini 5 Penyebab Panas Dingin dan Cara Mengatasinya

Ini 5 Penyebab Panas Dingin dan Cara Mengatasinya

Selasa, 16 Desember 2025

Sensasi panas dingin pada tubuh terjadi karena perubahan suhu tubuh, respons emosional, atau pengaruh obat-obatan tertentu.


Sakit panas dingin adalah perasaan kedinginan yang biasanya muncul di lingkungan dingin. Kondisi tersebut juga merujuk pada episode menggigil yang disertai dengan suhu panas tubuh.

Sensasi panas dingin umumnya terjadi pada anak-anak dan bisa membaik dengan sendirinya dalam beberapa hari. Masalah ini dapat terjadi karena banyak penyebab, salah satunya karena infeksi.

Mau tahu apa saja hal yang dapat memicu sakit panas dingin beserta langkah yang tepat untuk mengatasinya? Simak, penjelasannya di sini!

Penyebab Panas Dingin

Sensasi panas dingin terjadi karena kontraksi dan relaksasi otot yang cepat. Kondisi ini merupakan cara tubuh menghasilkan panas ketika tubuh merasa kedinginan.

Ada banyak faktor yang menyebabkannya, antara lain: 

1. Infeksi

Sakit panas dingin yang disertai dengan nyeri dan menggigil menjadi pertanda bahwa tubuh sedang melawan infeksi. Penyakit ini biasanya terjadi akibat paparan virus atau bakteri, seperti pilek, flu, atau infeksi saluran kemih.

2. Gula darah rendah

Panas dingin juga bisa menjadi gejala gula darah rendah yang berpotensi membahayakan bagi pengidap diabetes. Menurut American Diabetes Association (ADA), gula darah rendah dapat menyebabkan menggigil dan gemetar, bahkan gangguan penglihatan dan kejang.

3. Reaksi emosional

Reaksi emosional bisa menjadi penyebab munculnya sensasi panas dingin pada tubuh. Hal ini terjadi karena timbulnya emosi yang kuat, seperti perasaan berduka, cemas, atau takut. 

Ketegangan emosional memicu respons sistem saraf otonom untuk melepaskan hormon stres seperti kortisol. Respons tubuh terhadap hormon ini dapat berupa panas dingin, peningkatan denyut jantung, atau pernapasan yang lebih cepat.

4. Malaria

Malaria dapat menyebabkan sensasi panas dingin pada tubuh karena infeksi parasit yang disebabkan oleh genus Plasmodium, terutama Plasmodium falciparum. Siklus hidup parasit ini melibatkan perpindahan antara manusia dan nyamuk Anopheles. 

Ketika nyamuk menggigit manusia, ia menyuntikkan parasit ke dalam aliran darah, yang kemudian bermigrasi ke organ hati dan berkembang biak. Sensasi panas dingin yang muncul ini berkaitan dengan siklus replikasi parasit dalam sel darah merah. 

Pada saat tertentu, parasit melepaskan zat kimia yang disebut merozoit ke dalam aliran darah. Proses pelepasan merozoit ini memicu respons sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan panas dingin.

5. Reaksi pengobatan

Sensasi panas dan dingin pada tubuh juga bisa terjadi sebagai reaksi terhadap pengobatan. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor tergantung pada jenis pengobatan yang digunakan.

Reaksi panas dingin ini mungkin terjadi akibat interaksi antara obat dan sistem tubuh, serta respons tubuh terhadap perubahan yang diinduksi oleh obat. 

Kenali Gejala Panas Dingin

Gejala sakit panas dingin bisa bervariasi, tergantung pada penyebabnya. Beberapa gejala umum meliputi:

  • Menggigil atau gemetar
  • Merasa sangat kedinginan
  • Kulit pucat atau kebiruan
  • Demam
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Kelelahan

Pada beberapa kasus, panas dingin bisa disertai dengan gejala lain seperti mual, muntah, atau diare.

Cara Mengatasi Panas Dingin

Langkah pertama yang dapat kamu lakukan untuk mengatasi panas dingin adalah dengan melakukan perawatan mandiri di rumah. Jika suhunya semakin meningkat, ini beberapa perawatan yang dilakukan:

  • Minum banyak cairan agar tubuh tetap terhidrasi.
  • Mengonsumsi obat pereda nyeri yang dijual bebas untuk mengurangi ketidaknyamanan.
  • Banyak beristirahat.
  • Mengonsumsi asetaminofen untuk menghilangkan rasa sakit.
  • Kompres kain dengan suhu suam-suam kuku ke dahi.
  • Mengenakan pakaian dari bahan yang nyaman.

Pencegahan Panas Dingin

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah panas dingin:

1. Jaga kebersihan diri dan lingkungan

Cuci tangan secara teratur dengan sabun dan air mengalir, terutama setelah beraktivitas di luar rumah atau sebelum makan. Selain itu, jaga kebersihan lingkungan rumah dan tempat kerja.

2. Kelola stres dengan baik

Stres dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Cari cara untuk mengelola stres dengan baik, seperti meditasi, yoga, atau melakukan hobi yang menyenangkan.

3. Rutin berolahraga

Olahraga secara teratur dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan menjaga sirkulasi darah tetap lancar. Usahakan untuk berolahraga minimal 30 menit setiap hari.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera periksakan diri ke dokter jika mengalami panas dingin yang disertai dengan gejala-gejala berikut:

  • Demam tinggi (di atas 39 derajat Celcius).
  • Sesak napas.
  • Nyeri dada.
  • Sakit kepala parah.
  • Kekakuan leher.
  • Ruam kulit.
  • Kejang.
  • Penurunan kesadaran.

Gejala-gejala ini dapat mengindikasikan masalah kesehatan yang serius dan memerlukan penanganan medis segera.


Sumber : halodoc.com