Selasa, 28 Oktober 2025
Batuk terus menerus yang lama sembuh dapat disebabkan oleh asma atau postnasal drip.
Batuk merupakan respons alami tubuh untuk membersihkan saluran pernapasan dari lendir, iritasi, atau benda asing.
Namun, jika batuk berlangsung lebih dari delapan minggu pada orang
dewasa atau lebih dari empat minggu pada anak-anak, kondisi ini
dikategorikan sebagai batuk kronis.
Batuk kronis adalah kondisi batuk yang berlangsung lebih dari delapan
minggu dan sering kali mengindikasikan masalah kesehatan tertentu.
Penyebab batuk kronis bisa beragam, mulai dari infeksi saluran napas, asma, hingga refluks asam lambung.
Jika tidak segera ditangani, batuk kronis dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan menurunkan kualitas hidup penderitanya.
Oleh karena itu, penting untuk memahami penyebab dan cara menangani
batuk kronis agar penanganan dapat dilakukan secara tepat dan efektif.
Ketahui 7 Penyebab Batuk Terus Menerus
Batuk yang terjadi secara terus menerus dan lama sembuh dapat mengganggu kenyamanan dan aktivitas sehari-hari.
Penting untuk mengenali berbagai kondisi yang bisa menjadi penyebab batuk kronis.
Berikut 7 penyebab batuk terus menerus yang paling umum:
1. Asma
Asma adalah kondisi inflamasi kronis pada saluran napas yang bisa
menyebabkan batuk terus menerus, terutama saat malam hari atau dini
hari.
Pada beberapa kasus, batuk bisa menjadi satu-satunya gejala asma (cough-variant asthma), tanpa disertai sesak napas atau mengi.
2. Postnasal Drip (Sindrom Batuk Saluran Napas Atas)
Postnasal drip terjadi ketika lendir dari hidung atau sinus menetes ke belakang tenggorokan, memicu refleks batuk.
Kondisi ini sering kali disebabkan oleh alergi, infeksi sinus, atau
udara kering, dan menjadi salah satu penyebab utama batuk kronis.
3. Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)
GERD atau penyakit refluks asam lambung terjadi saat asam lambung
naik ke kerongkongan, menyebabkan iritasi yang bisa memicu batuk.
Pada sebagian penderita GERD, batuk bisa menjadi satu-satunya gejala yang dirasakan, tanpa keluhan maag atau nyeri ulu hati.
4. Infeksi Saluran Pernapasan
Beberapa infeksi saluran pernapasan atas seperti bronkitis atau
pneumonia dapat menyebabkan batuk yang berlangsung lama bahkan setelah
infeksi utamanya sudah sembuh.
Ini karena saluran napas masih mengalami peradangan atau iritasi setelah virus atau bakteri hilang.
5. Merokok
Merokok aktif maupun pasif dapat merusak saluran napas dan menyebabkan batuk kronis.
Perokok aktif umumnya mengalami batuk pagi hari akibat akumulasi lendir semalaman, yang dikenal dengan istilah “smoker’s cough”.
6. Penggunaan Obat Tertentu
Beberapa obat hipertensi, terutama golongan ACE inhibitor seperti
captopril atau enalapril, memiliki efek samping berupa batuk kering
berkepanjangan.
Batuk jenis ini umumnya hilang setelah obat dihentikan atau diganti dengan alternatif lain.
7. Paparan Polusi Udara
Polusi udara, termasuk asap kendaraan bermotor, asap industri, debu,
dan bahan kimia di udara, dapat mengiritasi saluran pernapasan dan
menyebabkan batuk yang menetap.
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa paparan jangka
panjang terhadap polusi udara dapat meningkatkan risiko gangguan
pernapasan kronis, termasuk batuk terus menerus.
Selain polusi luar ruangan, polusi dalam ruangan seperti asap rokok,
pembakaran kayu, dan penggunaan bahan pembersih berbahan kimia kuat juga
dapat memperburuk gejala.
Begini Cara Menangani Batuk Terus Menerus
Menangani batuk kronis tidak bisa dilakukan sembarangan.
Diagnosis yang tepat sangat penting agar penanganan yang diberikan sesuai dengan penyebabnya.
Kamu bisa mengikuti langkah berikut ini untuk meredakan batuk terus menerus:
1. Lakukan Pemeriksaan Medis
Langkah adalah berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui penyebab batuk.
Dokter biasanya akan melakukan beberapa pemeriksaan seperti:
- Rontgen dada untuk melihat kondisi paru-paru.
- Tes fungsi paru untuk mendeteksi adanya asma atau penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
- Endoskopi jika dicurigai adanya masalah pada kerongkongan atau saluran cerna.
2. Gunakan Obat Sesuai Penyebab
Untuk meredakan batuk kronis, kamu juga bisa mengonsumsi obat-obatan.
Pengobatan batuk tergantung dari penyebab yang mendasarinya:
- Untuk asma, diberikan inhaler kortikosteroid atau bronkodilator.
- Pada postnasal drip, antihistamin atau semprotan hidung dekongestan dapat membantu.
- Bila GERD adalah penyebabnya, dokter akan meresepkan obat penghambat
asam seperti omeprazole atau lansoprazole, serta menyarankan perubahan
gaya hidup.
Selain itu, jika batuk disebabkan oleh obat ACE inhibitor, dokter umumnya akan mengganti obat dengan golongan lain.
3. Ubah Gaya Hidup dan Perawatan Rumahan
Beberapa perubahan gaya hidup juga efektif dalam mengurangi gejala batuk kronis:
- Berhenti merokok agar saluran napas dapat pulih.
- Menghindari pemicu alergi seperti debu, bulu hewan, dan asap.
- Mengatur kelembapan udara di rumah agar tidak terlalu kering.
- Menghindari makanan pemicu refluks seperti kopi, makanan pedas, dan cokelat.
Dengan memperbaiki gaya hidup, termasuk menjaga kebersihan
lingkungan, kamu bisa menekan pemicunya serta mengurangi intensitas
batuk kronis.
4. Konsumsi Obat Batuk yang Sesuai
Apabila batuk sangat mengganggu, obat batuk bisa membantu meredakan gejalanya, tetapi tidak mengatasi penyebab utamanya.
Obat batuk kering seperti dekstrometorfan atau obat batuk berdahak
seperti guaifenesin dapat dikonsumsi sesuai gejala yang dirasakan, namun
sebaiknya tetap dikonsumsi di bawah pengawasan medis.
Sumber : halodoc.com