Jum'at, 15 Maret 2019 18:26:10
Setidaknya, saya berusaha untuk menjadi seorang minimalist. Walaupun itu susah.
Kenapa saya bilang susah? Sebab, problem utama menjadi seorang minimalist adalah ketika mereka sudah berkeluarga. Mungkin dulu mudah untuk 'tidak memiliki apa-apa', tetapi ketika kamu sudah memiliki istri apalagi anak, wah susahnya.
Namun, setelah menjalani gaya hidup minimalis selama beberapa bulan, akhirnya saya mendapat beberapa hal yang faedahnya cukup terasa.
- Save More Money - Yang paling penting nih. Kita bisa nabung. Dulu saya selalu ingin beli sepatu Nike baru. Sekarang, saya cuma butuh satu Nike untuk nge-gym dan main basket + 1 sendal Eiger. Budget sepatu Nike baru bisa dialokasikan ke hal lain.
- Save Space - Ruang rumah saya jadi keliatan lebih lega dan bersih. Hanya ada sebuah TV + lemari kabinet dengan meja kayu yang berfungsi sebagai meja makan + meja kerja.
- Save The Trouble Of Cleaning More - Bawaannya kita jadi rapi terus pokoknya. Pikiran kita jadi lebih enggak terdistraksi dengan barang-barang yang berantakan. Kalau pikiran terdistraski mau ngapa-ngapain kan juga males ya.
- Save Trouble of going through your junk to move to a new home - Saya punya rencana investasi properti lain tahun ini. Sewaktu nanti saya pindah rumah, kan enggak ribet mindahin barangnya. Saya cukup banyak belajar dari peristiwa penggusuran rumah ketika tinggal di Jogja dulu. Banyak sekali barang-barang tidak penting yang akhirnya pun dibuang.
- Save Time - Yang terakhir ini paling penting. Hemat waktu! Karena alam bawah sadar kita sudah terbiasa melakukan apapun secara lebih efisien. Bener loh. Kerjaan jadi cepat selesai, hidup jadi lebih bahagia.
*Sumber: kumparan.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar