Senin, 08 Juli 2019 17:13:16
Meski punya tugas mencari nafkah di luar rumah, keterlibatan ayah sama pentingnya dengan ibu dalam pengasuhan anak. Bahkan peran keduanya sering kali beririsan. Ada aspek penting dalam perkembangan anak yang akan maksimal jika ayah terlibat secara langsung.
Hal itu dipaparkan oleh Edward Andriyanto, M.Psi., psikolog klinis anak dari Universitas Indonesia.
“Baik ayah maupun ibu, keduanya sangat penting untuk seluruh area perkembangan anak. Ayah memiliki peran dalam perkembangan fisik, kognitif, dan psikososial anak,” papar Edward, saat dihubungi kumparanMOM pada Jumat (16/11).
Lebih lanjut, Edward menjelaskan bahwa ayah berperan besar dalam mengasah kemandirian anak, mendorongnya jadi lebih bertanggung jawab, dan memiliki kebebasan. Sifat maskulin ayah akan mengajarkan anak tentang moral, kreativitas, dan kepatuhan terhadap aturan.
Sifat maskulin yang ayah tampilkan juga turut memberi anak perspektif baru. Nah, jika tugas pengasuhan hanya dijalankan salah satu pihak, anak akan belajar melalui satu sudut pandang saja, yakni feminin atau maskulin saja.
“Akibatnya anak sulit melihat resolusi konflik, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan. Pengasuhan yang dijalankan salah satu orangtua saja akan sangat sulit karena membutuhkan usaha yang besar, investasi waktu yang sangat panjang,” tambah Edward.
Menjadi ayah yang terlibat dalam pengasuhan anak sebenarnya tak sulit. Bisa dilakukan lewat hal-hal sederhana, misalnya menonton tv atau kejar-kejaran dengan anak sepulang kerja. Yang penting, ayah rutin menghabiskan waktu bersama anak, seperti ngobrol dan ada sentuhan fisik.
Menurut Edward, keterlibatan ayah dan ibu dalam pengasuhan justru tidak perlu dibedakan. Keduanya bisa menjadi teman curhat anak, mengantarnya ke sekolah, mengajaknya bermain, atau membantunya mengerjakan PR. Tak ada salahnya juga jika ayah dan ibu saling bertukar tugas.
“Sangat dimungkinkan ayah jadi pengasuh utama anak dan bekerja dari rumah. Sama seperti ibu yang juga jadi pengasuh utama bila bekerja dari rumah. Yang paling penting adalah mereka yang bekerja di luar rumah mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengasuh dan berinteraksi dengan anak,” kata Edward.
Mengasuh anak sebenarnya asyik, jika para ayah mau lebih terbuka. Tidak perlu memandang bahwa mengurus anak mengurangi sisi maskulin yang ada di dirinya. Tidak perlu membatasi peran ayah hanya sebagai pencari nafkah atau penegak disiplin anak.
Alih-alih memandangnya sebagai kewajiban, Edward menganggap mengasuh anak adalah hak yang dimiliki setiap ayah.
“Saya bilang mengasuh anak adalah hak, bukan kewajiban, karena kesempatan ini hanya berlangsung singkat dan sebenarnya sangat menyenangkan. Kita hanya bisa berinteraksi intens dengan anak sampai ia puber, karena anak akan mulai sibuk dengan teman mereka. Jadi hanya 9-12 tahun, sangat singkat sekali,” tutup Edward.
Jadi Moms, yuk berikan ayah kesempatan sebesar mungkin untuk terlibat mengasuh sang buah hati!
*Sumber: kumparan.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar