Kamis, 14 November 2019 17:30:00
Menangis. Satu hal yang paling sering kita lihat dan mungkin hampir setiap hari dilakukan oleh anak-anak. Benar enggak Moms?
Ada saja alasan yang membuat mereka merengek dan menangis. Entah menangis sungguhan atau hanya drama. Lho kok?
Memangnya ada ya anak yang hanya drama jika menangis. Pengalaman saya, iya Moms.
Awalnya saya tidak ambil pusing, lihat anak nangis mau keluar air mata atau tidak tetap namanya nangis. Tapi pas saya perhatikan, lama kelamaan kok ada yang berbeda. Setiap anak berbeda-beda.
Tapi biasanya cenderung mereka menggunakan tangisannya sebagai senjata ampuh meluluhkan hati ayah ibunya agar keinginannya terpenuhi.
Sebagai contoh, anak saya yang pertama suka gadget tapi enggak saya beri Moms.
Dia malah merengek dan menangis di depan ayahnya. Kalau ayahnya mah orangnya suka luluh, jadi deh anaknya menang karena hanya dengan modal menangis sejenak terus keinginannya terpenuhi.
Sebagai orang tua kita harus pandai-pandai Moms melihat keadaan ini, kita harus jeli membedakan yang mana anak menangis beneran dan yang mana hanya drama menangis karena ada maunya.
Sepandai-pandainya si anak, kita harus jauh lebih pandai lagi. Benar enggak Moms? Makanya orang tua dituntut untuk terus belajar.
Anak-anak menggunakan air mata agar keinginannya terpenuhi itu normal tapi tetap tidak bisa dibiarkan selamanya seperti itu Moms. Si kecil tidak selamanya akan kecil, suatu saat dia akan menjadi dewasa, jangan sampai itu terbawa hingga dia besar.
Untuk itu pola asuh orang tua sangat dibutuhkan agar sikap anak yang seperti itu bisa diminimalisir dan atau dicegah.
Pengalaman saya untuk membedakan mana nangis beneran sama mana yang drama itu, biasanya saya pakai feeling aja Moms. Anak saya terkadang nangis tapi air matanya enggak keluar terus suara tangisnya seperti dibuat-buat.
Apalagi jika ngotot mau mainan kayak temannya. Dia maunya dibeliin mainan yang seperti punya temannya. Wah, kayaknya ini drama deh.
Berbeda jika misalnya ayahnya pamit kerja terus dia merengek mau ikut. Air matanya keluar terus kayak sedih banget. Sebagai ibu pasti punya feeling kan Moms.
Kalau sudah begitu, baru si kakak saya tenangin dulu dengan dengan berbagai hal yang menarik perhatiannya dan melupakan kesedihannya.
Jadi bagaimana jika anak suka drama air mata? Apa iya setiap nangis kita turuti saja kemauannya? Apa yang dilakukan orang tua?
1. Santai saja
Ketika anak menggunakan senjata menangisnya, tetap santai Moms. Reaksi kita tidak perlu berlebihan seperti melihat anak kejedot di pintu. Tetap perhatikan bagaimana tangisan anak. Yang penting jangan langsung luluh dan memenuhi keinginan si kecil.
Kalau sudah begitu bisa jadi kebiasaan. Bahwa cukup dengan menangis saja, pasti semua beres. Dengan bersikap santai, bisa saja si kecil berpikiran kalau drama menangisnya tidak berguna karena orang tuanya santai dan tidak berusaha menenangkan.
2. Berikan kesempatan kepada si kecil untuk meluapkan emosinya
Kalau saya menghadapi si kakak yang bersikap demikian, biasanya saya biarkan saja Moms dia menangis. Saya biarkan dia meluapkan emosinya sampai puas.
Baru setelah itu saya tenangkan dia dan bicara baik-baik. Biasanya saya memberikan dia pilihan atau alternatif lain Moms untuk menggantikan kemauan dia yang tidak bisa dituruti.
3. Didik anak untuk tahu cara meminta atau menyampaikan keinginan dengan cara yang benar
Menuruti kemauan anak serta merta tanpa ada kontrol tentu bisa berakibat buruk Moms bagi tumbuh kembang anak. Sebaiknya si kecil di ajarkan untuk tahu cara meminta yang sopan kepada orang tua. Ajarkan bahwa meminta tidak harus dengan menangis.
Misalnya, "Nak kalau mau sesuatu tidak boleh menangis, harus bicara baik-baik".
Saya rasa jika kita melatih anak, insyaAllah dia akan terbiasa. Hal yang paling baik adalah dengan mencontohkan ke anak. Ketika kita menginginkan sesuatu untuk dilakukan si kecil, maka gunakan kata-kata yang sopan agar anak-anak bisa juga menirukan cara kita.
4. Tetap konsisten
Jika cara yang dilakukan anak salah dengan drama air mata, maka kita sebagai orang tua harus konsisten untuk mengatakan tidak.
Tega sedikit ke anak, saya pikir enggak apa-apa karena itu untuk kebaikan anak kita kelak. Yang sabar ya Moms dalam menghadapi si kecil.
*Sumber: kumparan.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar