Jum'at, 27 Maret 2020 17:39:58
Pemerintah Indonesia tengah mengimbau masyarakat untuk melakukan social distancing dan juga work from home (WFH). Imbauan ini dilakukan untuk memutus rantai penyebaran virus corona.
Karena diimbau untuk berkegiatan dan melakukan segala aktivitas di dalam rumah, maka tubuh pun otomatis akan kekurangan asupan vitamin D yang berasal dari sinar matahari. Padahal, vitamin D adalah salah satu vitamin larut lemak yang sangat dibutuhkan untuk kesehatan, salah satunya dalam meregulasi sistem imun.
Nah, salah satu cara untuk bisa meningkatkan asupan vitamin D dalam tubuh adalah dengan rutin berjemur di bawah sinar matahari. Meski kegiatan berjemur ini menjadi aktivitas yang sangat familiar dan sering dilakukan masyarakat, namun ternyata masih ada saja orang yang belum paham mengenai aktivitas tersebut. Padahal, jika aktivitas ini dilakukan dengan benar, maka akan mendatangkan banyak manfaat untuk kesehatan tubuh.
Lalu, hal-hal apa sajakah yang harus kita perhatikan sebelum berjemur di bawah sinar matahari? Simak informasinya berikut ini.
1. Berjemur di pukul 10 pagi
Banyak orang beranggapan bahwa waktu ideal untuk berjemur adalah pukul 07.00 WIB, dengan pertimbangan bahwa di waktu tersebut sinar matahari belum terlalu terik sehingga tidak menyengat di kulit. Namun sayangnya, pemahaman tersebut kurang tepat dan keliru.
Menurut dr. Indah Widyasari, SpKK, dokter kulit yang bekerja di klinik Bamed Skin Care Menteng, Jakarta, waktu ideal yang disarankan untuk berjemur di bawah sinar matahari adalah sekitar pukul 10. Menurutnya, waktu tersebut memiliki intensitas sinar UVB yang sangat tinggi sehingga bisa bermanfaat untuk tubuh.
“Sinar matahari yang dibutuhkan oleh tubuh itu kan mengandung sinar ultraviolet B (UVB), sebab sinar UVB ini bisa meregulasi dan mem-booster sistem imun dalam tubuh. Sebenarnya intensitas sinar UVB ini bisa didapatkan dari pukul 11 hingga 1 siang. Namun, karena rentang waktu itu lagi tinggi-tingginya dan sinar mataharinya juga cukup menyengat, maka kita bisa mengambil rentang waktu di bawahnya yaitu pukul 10 pagi,” ungkap dr. Indah saat dihubungi kumparanWOMAN pada Kamis (26/3).
2. Lama waktu berjemur sekitar 10-15 menit
Waktu untuk menyerap sinar matahari ternyata sangat berpengaruh terhadap jumlah vitamin D yang dihasilkan oleh tubuh. Karena itulah, dr. Indah menyarankan kita untuk berjemur sekitar 10-15 menit.
“Tapi kalau ada orang yang memiliki kulit sensitif dan rentan terbakar saat terpapar sinar matahari, jadi usahakan jangan lama-lama, 10 menit saja sudah cukup,” lanjutnya.
3. Lakukan 3 kali dalam seminggu
Selain disarankan untuk berjemur dalam waktu 10-15 menit, dr. Indah juga menyarankan kita untuk melakukan aktivitas ini secara rutin, yaitu dalam seminggu tiga kali.
Selain itu, dr. Indah juga tidak menyarankan agar seluruh tubuh untuk terkena sinar matahari. Menurutnya, cukup area-area tertentu saja yang terkena paparan matahari, seperti area punggung, tangan, lengan, kaki, wajah, hingga leher. “Kalau ada perempuan yang takut kalau misalnya kena flek kalau wajahnya terpapar sinar matahari, maka cukup bagian tangan sama kaki saja (yang terkena sinar matahari),” tambahnya.
4. Memahami penggunaan tabir surya
Kita memang seringkali diingatkan untuk mengenakan sunscreen atau tabir surya di wajah untuk melindungi kulit dari paparan langsung sinar matahari. Namun, menurut dr. Indah penggunaan tabir surya ini tidak disarankan saat Anda hendak berjemur, terutama di bagian tubuh yang ingin dipaparkan di bawah sinar matahari. “Sunblock itu kan sifatnya menangkal sinar matahari ya, sehingga manfaat yang akan didapatkan tubuh akan kurang maksimal. Sehingga, bisa saya katakan kalau tujuan untuk berjemur adalah untuk menyerap sinar matahari, maka penggunaan sunblock tidak disarankan,” tutup dr. Indah. Selain itu dr. Indah juga mengingatkan jika kita takut terkena flek wajah akibat sinar matahari, maka cukup paparkan bagian tangan dan kaki saja.
*Sumber: kumparan.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar