Senin, 21 September 2020 017:35:57
Setelah basah oleh keringat, mandi dan keramas setelah olahraga memang
menyegarkan. Tetapi faktanya ada orang yang sesekali melewatkan sesi
keramas setelah olahraga.
Alasannya beragam, yang jelas, waktu 15
menit yang digunakan untuk keramas bisa dimanfaatkan untuk aktivitas
lainnya, terutama jika sedang terburu-buru mengejar sesuatu.
Namun, melewatkan sesi keramas setelah olahraga ternyata tidak ideal untuk kulit dan rambut karena bisa menyebabkan kondisi ini:
1. Ketombe
Keringat
yang mengering di kulit kepala akan menciptakan lapisan di atas kulit.
Jika dibiarkan terlalu lama, kondisi itu dapat menyebabkan dermatitis
seboroik atau infeksi jamur yang juga lebih dikenal sebagai ketombe.
"Ini
adalah kondisi alami pada tingkat tertentu, tetapi penumpukan dari
keringat dan minyak menciptakan tempat jamur berkoloni berlebihan,"
ungkap dokter kulit bersertifikat Sapna Palep, MD, seperti dilansir
Livestrong.
Dermatitis seboroik juga dapat memunculkan kulit
bersisik dan kemerahan di bagian lain tubuh jika tidak mandi setelah
berolahraga.
"Terutama area di mana sebum atau minyak kulit
diproduksi, termasuk alis, di sekitar hidung, dada bagian tengah dan,
dalam kasus yang parah, dahi dan dagu," kata ketua departemen
dermatologi. di Wake Forest University Health Sciences, Amy McMichael,
MD.
Jika kamu cenderung banyak berkeringat saat berolahraga,
selalu mandi dan keramas untuk mencegah ketombe. Jika tidak, kamu bisa
keramas dua hingga empat kali seminggu, tergantung seberapa berminyak
rambut.
Palep menyarankan penggunaan sampo dengan formula yang lembut dan mengaplikasikannya fokus hanya pada kulit kepala.
"Sampo yang turun dari kulit kepala ke helai rambut saat dibilas sudah cukup untuk membersihkan area rambut lain," katanya.
Jika rambut sudah berketombe, kamu mungkin perlu menggunakan sampo antijamur.
Meski
keramas disarankan setelah selesai berolahraga, pemilik rambut keriting
idealnya tetap konsisten mencuci tambut hanya seminggu sekali bahkan
jika mengeluarkan banyak keringat.
"Sampo dirancang untuk
menghilangkan minyak dari rambut, yang sangat dibutuhkan oleh rambut
keriting yang kencang," kata asisten profesor dermatologi di Johns
Hopkins School of Medicine.
Sebelum keramas, oleskan konditioner
ke ujung rambut agar tidak kering. Terutama untuk rambut yang diwarnai,
yang lebih rapuh dan rambut keriting.
2. Rambut rontok
Penipisan rambut juga bisa terjadi jika sering melewatkan keramas setelah olahraga.
"Ketika
ada serpihan yang terlihat di kulit kepalamu, itu berarti jamur telah
menyerang lapisan permukaan kulit, dan ini menyebabkan rambut rontok,"
kata Palep.
Penumpukan jamur juga akan membuat folikel rambut macet, pada akhirnya pertumbuhan rambut baru akan terhambat.
Selain
dapat menyebabkan rontok, menurut sebuah penelitian pada Desember 2018
di International Journal of Trichology, dermatitis seboroik juga dapat
menyebabkan helai rambut lebih tipis dan kurang bersinar.
Meskipun
keramas lebih sering dan menggunakan sampo obat dapat mencegah
kerontokan rambut, keramas terlalu sering juga dapat menyebabkan rambut
menipis.
Tapi, kata McMichael, tidak ada angka keramas yang sempurna, karena harus disesuaikan dengan jenis rambut.
"Bagi
mereka yang memiliki rambut sangat keriting, keramas setiap minggu atau
dua minggu sekali sudah cukup. Sementara yang rambutnya halus dan kulit
kepala berminyak, keramas tiap hari mungkin paling baik," katanya.
Apapun
tipe rambutmu, gunakan sampo dan konditioner lembut yang tidak
mengeringkan rambut dan menghilangkan minyak-minyak alaminya.
"Orang
yang sering berolahraga sebaiknya menggunakan sampo ringan yang
mengandung sulfat dengan bahan-bahan, seperti C14-16 olefin sulfonate,
diikuti dengan deep conditioner seminggu sekali,” katanya.
McMichael juga merekomendasikan memilih deep conditioner yang mengandung silikon untuk melapisi dan melindungi batang rambut.
Untuk
mencegah kerontokan, hindari pula terlalu sering mengikat rambut dengan
kencang karena dapat memberi tekanan pada folikel rambut.
3. Lebih rentan infeksi
Alasan
lain untuk mencuci rambut setelah berkeringat adalah rasa gatal, dan
beberapa orang bahkan sering menggaruk hingga kulit kepala mereka luka.
Menurut Palep, luka lecet bisa meningkatkan risiko infeksi bakteri dan jamur.
Untuk mencegah infeksi, kamu perlu mengatasi akar masalah dengan mengurangi serpihan dan kulit bersisik tersebut.
"Pengobatannya
bervariasi berdasarkan tingkat keparahan penyakit. Beberapa pasien
membaik hanya dengan sampo nti ketombe," tambah McMichael.
Kamu
bisa mencoha penggunaan sampo dengan bahan anti-inflamasi atau
anti-jamur aktif, seperti seng, ketoconazole, tar, selenium sulfide atau
ciclopirox. Hindari pula untuk menahan godaan menggaruk kulit kepala.
Jika sudah mencoba beberapa upaya namun belum berhasil, cobalah berkonsultasi dengan dokter kulit.
4. Jerawat di kulit kepala
Orang
yang biasa tidak berkeramas setelah olahraga juga bisa mengalami
tumbuhnya jerawat di kulit kepala atau yang disebut "scalpne", secara
teknis disebut folikulitis atau peradangan di folikel rambut.
"Jika tidak dirawat dapat menyebabkan jaringan parut lokal dan rambut rontok," ungkap McMichael.
Karena
folikulitis adalah komponen dari dermatitis seboroik, perawatannya pun
sama, yakni mencuci rambut menggunakan sampo obat lembut.
"Jika jerawat resisten terhadap pengobatan ini, larutan antibiotik topikal juga dapat digunakan," kata McMichael.
Penggunaan minyak atau gel rambut yang terlalu sering juga bisa menyebabkan folikulitis.
"Selain
itu, banyak orang mengalami reaksi alergi terhadap komponen tertentu
dalam produk rambut, termasuk wewangian, yang dapat menyebabkan iritasi
pada kulit kepala yang bermanifestasi sebagai jerawat," katanya.
*Sumber: kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar