Kamis, 07 Oktober 2020 17:32:21
Memasuki bulan kesepuluh pandemi Covid-19 di Indonesia, masker sudah
menjadi barang yang wajib yang dikenakan saat beraktivitas di luar
rumah.
Masker merupakan salah satu langkah utama dalam mencegah penyebaran dan penularan virus corona.
Walau sudah menjadi kebiasaan, tak jarang orang masih melakukan kesalahan-kesalahan kecil dalam menggunakan masker.
Padahal,
penggunaan masker yang kurang tepat dapat membuat efektivitas masker
berkurang dan berpotensi meningkatkan transmisi virus corona.
Berikut kesalahan penggunaan masker yang paling umum terjadi.
1. Tidak menutup hidung atau mulut
Kesalahan ini dipicu ketidaknyamanan dalam pemakaian, seperti
kesulitan bernapas atau berbicara. Tanpa sengaja, orang akan
mengendurkan sedikit masker yang dipakai.
Tim ilmuwan dari
University of North Carolina dalam penelitiannya menyebut, virus corona
bisa masuk dan menginfeksi rongga hidung yang kemudian berkembang ke
jalur pernapasan.
Oleh karena itu, penggunaan penggunaan masker yang efektif adalah dengan cara menutup rongga mulut dan hidung.
2. Ukuran masker tidak pas
Kesalahan
ini dipicu oleh ukuran masker yang kekecilan atau kebesaran. Saat
kekecilan atau ketat, orang akan cenderung kesusahan dalam bernapas dan
berbicara sehingga timbul keinginan untuk sering-sering membukanya.
Begitu
juga dengan masker yang kebesaran atau longgar, droplet atau tetesan
liur dapat keluar atau masuk melalui rongga, sehingga membuat penggunaan
masker kurang efektif.
3. Berulang kali menggunakan masker sekali pakai
Seperti namanya, masker sekali pakai tidak boleh dipakai berulang, sebagai contoh masker medis.
Selain
karena efektifitasnya berkurang akibat penyaringannya menurun, besar
kemungknan karet telinga pun sudah merenggang dan dalam keadaan kotor.
4. Menggunakan masker kotor
Menggunakan
masker setiap hari berarti juga harus membersihkannya setiap hari.
Permukaan masker yang kotor berisiko terpapar partikel virus sehingga
harus dibersihkan dengan teliti.
Untuk itu, paling tidak bawalah dua hingga tiga masker agar dapat diganti saat kotor atau setiap empat jam sekali.
5. Sering menyentuh masker
Faktor kenyamanan
memang masih menjadi perkara pelik. Kondisi ini membuat orang sering
membuka atau membetulkan letak masker di wajah.
Masalahnya,
permukaan luar masker merupakan area yang berisiko terpapar partikel
virus. Bila seseorang menyentuhnya dan tidak sengaja memegang wajah,
potensi infeksi karena virus bisa terjadi.
Terlebih, seseorang
mungkin saja tidak sering mencuci tangan dengan sabun atau hand
sanitizer. Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia merekomendasikan untuk
mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang masker.
Seperti
diketahui, mencuci tangan selama 20 detik dapat menghilangkan virus yang
menempel. Untuk itu, meski menggunakan masker, rajinlah mencuci tangan.
Dilansir dari Kompas.com, Kamis (16/4/2020), ahli epidemiologi Aimee Ferraro mengatakan, dalam sebagian besar kasus, penyebaran virus corona terjadi melalui tetesan air liur yang berukuran besar dapat dihalau sebagian oleh semacam penutup mulut dan hidung.
"Selain itu, ada konsep pengurangan dampak buruk penyakit menular
yang mengindikasikan penurunan dosis patogen memungkinkan tubuh kita
lebih banyak waktu untuk mengembangkan kekebalan," katanya.
Artinya, masker wajah menawarkan cara untuk membantu mengurangi jumlah virus corona yang ditularkan.
Jangan
lupa untuk selalu menerapkan gerakan 3M, yaitu memakai masker, menjaga
jarak dan menghindari kerumunan, serta mencuci tangan dengan sabun.
*Sumber: kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar