Kamis, 15 Oktober 2020 17:25:44
Kebanyakan anak akan merasa senang saat pergi ke sekolah karena akan bertemu dengan teman-temannya.
Demikian
kata Psikolog Anak dan Remaja Rosdiana Setyaningrum Mp.Si saat webinar
'Mencetak Anak Unggul dengan Cara Hidup Bijaksana dan Baik di Era PSBB',
Senin (28/9/2020).
Namun dampak dari wabah virus corona Covid-19 mengharuskan anak-anak untuk sekolah dari rumah dan belajar secara virtual.
Kondisi
itu, kata Rosdiana, bisa memberatkan psikis anak karena tidak dapat
bertemu teman-temannya. "Mereka kan jadi cuma bisa ketemu secara
virtual. Rasanya pasti beda," kata Rosdiana.
Kata Rosdiana, menjadi tugas orangtua untuk membuat anak tetap semangat
sekolah walau harus dilakukan dari rumah. Ia menyarankan agar suasana
belajar anak dibuat seperti ruang kelas.
"Jadi misal taruh papan tulis di depannya, ada beberapa mainan edukatif, jadi anak belajar di situ," ucapnya.
Rosdiana
menjelaskan bahwa otak manusia bekerja dengan kebiasaan. Itu sebabnya
anak perlu memakai seragam saat sekolah atau orang dewasa memakain
pakaian tertentu saat bekerja.
Hal itu akan dibaca oleh otak untuk menyesuaikan kondisi fisik dengan aktivitas yang akan dijalankan.
"Karena
otak sudah punya slotnya. Kalau pakai baju main berarti mau keluar
main. Kalau pakai baju tidur berarti tidur. Jadi kalau pakai atasan
lain, bawahan lain jadi otak fokusnya bingung. Kalau kita aja bingung
apalagi anak," katanya.
Selain itu, ia menyarankan agar biarkan
anak untuk bergerak selama lima menit sebelum memulai belajar. Cara itu
dinilai bisa membangkitkan fokus dan konsentrasinya.
"Biarkan
anak senam ringan atau joget sekitar lima sampai sepuluh menit. Nanti
kalau udah belajar 30 menit biarkan berdiri dari kursinya dan jalan
dulu. Jangan kasih gerakan ekstrem yang bikin capek. Kita juga harus
observasi anak gerak berapa lama. Intinya harus duduk, gerak, duduk
gerak," ujar Rosdiana.
Orangtua juga harus menanamkan pikiran kepada anak bahwa belajar adalah aktivitas yang menyenangkan.
Karena itu, Rosdiana mengingatkan jangan pernah mengomel di depan anak
mengenai tugas sekolah yang terlalu rumit atau merepotkan.
"Hindari
ngomel saat anak mulai belajar online. Nanti akibatnya anak melihat
sekolah tidak meyenangkan. Buktinya orangtua aja ngomel apalagi dia.
Akibatnya dia gak mau jadi pembelajar seumur hidup," tutur Rosdiana.
Terakhir,
ia mengingatkan bahwa orangtua tidak harus selalu menjadi guru bagi
anak. Sehingga wajar jika ada pelajaran sekolah yang tidak dimengerti
oleh orangtua.
Kuncinya, kata Rosdiana, orangtua juga perlu berkomunikasi dengan guru di sekolah.
"Kita
bukan guru. Semua ada porsi masing-masing. Diskusikan dengan guru apa
baiknya kalau anak kurang ngerti. Tapi tugas kita tetap satu,
menjalankan tugas orangtua, yaitu membuat perkembangan kepribadian anak
berjalan baik," tuturnya.
*Sumber: suara.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar