Sabtu, 03 Oktober 2020 17:24:00
Kita pasti sudah paham bagaimana stres membuat kita tak berenergi dan
sulit fokus. Namun, banyak yang tak menyadari bahwa stres juga
berpengaruh pada kondisi kulit.
Menurut sebuah survei, 8 dari 10 orang tidak yakin stres berdampak pada penampilan kulit.
Sayangnya, para pakar menyebut bahwa stres emosional dan stres fisik (polusi dan sinar ultraviolet) dapat "tergambar"di kulit wajah.
Stres emosional akan meningkatkan hormon stres yang berdampak negatif pada kulit.
"Kadar kortisol yang tinggi dikaitkan dengan proses penyembuhan luka
yang lama, terganggunya fungsi perlindungan kulit, penuaan dini, dan
memperburuk penyakit kulit seperti eksim atau jerawat,"kata dokter
dermatologi Joshua Zeichner.
Hal itu diperburuk dengan kondisi
lingkungan yang tidak sehat, seperti paparan sinar UV yang intes,
polusi, serta radiasi inframerah, yang semuanya memicu radikal bebas.
Menurut Zeichner, kondisi itu akan mempercepat timbulnya keriput serta vlek hitam di wajah.
Untuk menahan efek buruk stres pada kulit, ia merekomendasikan penggunaan pelembab dan produk skincare untuk menenangkan kulit.
Produk serum, krim, atau masker, yang mendorong hidrasi kulit,
seperti yang mengandung asam hialuronik (hyaluronic acid), gliserin,
atau shea butter, bisa menjadi pilihan.
"Selalu gunakan pada kulit yang lembab, baik itu pada wajah atau tubuh, supaya produknya mengikat air,"katanya.
Sementara
itu, untuk kulit yang gampang berjerawat atau beruntusan ketika stres,
Zeichner menyarankan untuk mencegah dan mengurangi sumbatan minyak di
pori-pori.
"Saya merekomendasikan pembersih berbasis asam salisilat untuk
jerawat karena stres. Ini karena kandungannya bisa mengatasi kelebihan
minyak dan sel kulit mati dari permukaan kulit, sehingga pori-pori
bersih," katanya.
*Sumber: kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar