Jum'at, 02 Oktober 2020 17:16:22
Ada kalanya kita merasa dialiri energi yang luar biasa, tapi di waktu lainnya tubuh terasa lelah, ngantuk dan tak bersemangat. Rasanya hanya ingin rebahan meski sudah minum beberapa gelas kopi.
Kondisi itu umum terjadi, namun jika kamu mengalaminya terlalu sering
atau bahkan setiap hari, mungkin ada gangguan kesehatan tersembunyi.
Direktur
Medis untuk Pusat Pengobatan Fungsional di Klinik Cleveland di Ohio,
Elizabeth Bradley, M.D., menyebutkan beberapa kemungkinan penyebabnya,
seperti dilansir Parade.
1. Pola makan
Makanan adalah sumber energi tubuh, sehingga apa yang kita makan akan berdampak pada energi yang dimiliki tubuh.
Beberapa makanan dan minuman yang kita konsumsi dapat menimbulkan kelelahan berkepanjangan, di antaranya:
-
Terlalu banyak makanan cepat saji yang tinggi lemak dan rendah serat.
Sebuah studi berskala besar menyebutkan bahwa pola makan tinggi lemak
jenuh berkaitan dengan diabetes, sembelit, dan masalah kesehatan lainnya
yang secara dramatis dapat memengaruhi energi tubuh.
- Minum kopi. Bagi sebagian orang, kopi dapat mengganggu tidur malam sehingga membuat mereka lesu di keesokan harinya.
-
Ngemil sebelum tidur. Tidur dalam keadaan lapar memang mengganggu. Jika
memang harus ngemil larut malam, pilih karbohidrat tinggi nutrisi,
seperti buah yang dipadukan dengan yogurt atau keju rendah lemak.
Camilan ini membuat kenyang tanpa tanpa menyebabkan lonjakan gula darah.
- Minum alkohol. Penelitian menunjukkan bahwa saat tubuh
memproses alkohol akan menstimulasi bagian otak yang dapat menyebabkan
kita terjaga sepanjang malam dan mengganggu siklus tidur REM dan non-REM
yang di utuhkan untuk segar di pagi hari.
- Terlalu banyak
konsumsi gula. Makanan tinggi gula dapat meningkatkan kadar gula darah,
yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan energi. Selain itu,
penelitian menunjukkan bahwa makanan tinggi gula menyebabkan kita ngidam
lebih banyak makanan manis.
2. Siklus menstruasi
Sembilan
dari setiap 10 wanita mengaku mengalami satu atau lebih gejala sindrom
pramenstruasi (PMS), termasuk sakit kepala, rasa lelah, masalah tidur
dan depresi.
Para dokter masih mencari tahu apa penyebabnya dan
mengapa beberapa wanita mengalaminya lebih hebat daripada yang lain,
tetapi kadar hormon yang fluktuatif sepanjang siklus menstruasi dianggap
memiliki peran kunci.
Bentuk PMS yang lebih parah yang dikenal
sebagai gangguan dysphoric pramenstruasi (PMDD), dapat menyebabkan
beberapa wanita mengalami kelelahan yang ekstrem dan kesulitan
berkonsentrasi.
Hal ini terutama berlaku untuk wanita dengan riwayat depresi atau gangguan suasana hati lainnya.
Pendarahan
hebat juga dapat menyebabkan penipisan zat besi, yang juga dapat
menyebabkan kelelahan selama siklus menstruasi Anda. Jika kamu mengalami
gumpalan darah atau menstruasi yang sangat berat, Dr. Bradley
merekomendasikan konsumsi suplemen zat besi.
3. Obat-obatan
Mengantuk
adalah salah satu efek samping yang paling sering dialami dari konsumsi
obat-obatan yang dijual bebas dan diresepkan, termasuk antihistamin,
antikecemasan dan depresi, obat tekanan darah, hingga obat nyeri
tertentu.
Obat-obatan ini dapat mengganggu neurotransmiter di otak yang membantu mengatur kewaspadaan dan rasa kantuk.
Ibuprofen dan antibiotik tertentu juga dapat membuat kita merasa
lelah karena memengaruhi mikrobioma usus, dan itu dapat memengaruhi
nutrisi yang diserah tubuh.
Menurut penelitian, beberapa metode
kontrasepsi hormonal, termasuk pil tertentu dan perangkat atau implan
intrauterine juga dapat menyebabkan kelelahan di siang hari.
Konsultasikan dengan dokter untuk mengganti obat yang kamu konsumsi jika menimbulkan kantuk yang mengganggu.
4. Alergi
Banyak
orang mengalami kambuh alergi yang dideskripsikan sebagai "kabut otak",
sensasi kabur, kelelahan dan kesulitan berkonsentrasi.
Dr. Bradley menjelaskan, alergi mengaktifkan sistem kekebalan tubuh dan kondisi itu membuat tubuh merasa lelah.
Alergi
juga mengganggu tidur nyenyak di malam hari karena adanya gejala-gejala
yang mengganggu, seperti hidung tersumbat, bersin, dan mata gatal.
Sayangnya, obat-obatan alergi justru dapat semakin menyebabkan kantuk.
Konsultasikanlah dengan dokter untuk mengetahui penanganan yang tepat.
5. Gangguan kesehatan mental
Tingkat
energi dipengaruhi oleh kualitas dan durasi tidur. Jangan pernah
meremehkan dampak fisik dari stres, kecemasan, dan depresi pada tubuh.
"Stres adalah alasan nomor satu kita tidak bisa tidur,” kata Dr. Bradley.
Ketika
otak merasakan peristiwa yang membuat stres, otak akan melepaskan
hormon kortisol untuk membuat kita lebih waspada. Meskipun aliran
kortisol itu bisa menyelamatkan hidup, namun kortidol akan merusak
kualitas tidur.
Stres, depresi, dan kelelahan semuanya saling berkaitan erat. Di samping itu, karena banyak gejala depresi dan kelelahan yang tumpang tindih, maka sulit untuk menentukan kondisi mana yang harus ditangani terlebih dahulu.
Selain berkonsultasi dengan dokter, beberapa teknik menenangkan pikiran juga bisa kamu coba, di antaranya:
- Mendengarkan podcast tidur yang berisi suara menenangkan, suara alam sekitar, atau ASMR (respons meridian sensorik otonom).
-
Lakukan peregangan. Pose yoga sederhana juga bisa membantu melepaskan
ketegangan di seluruh tubuh dan memberi sinyal ke otak bahwa sudah
waktunya untuk beristirahat.
- Melakukan praktik meditasi kesadaran atau meditasi tidur, yang sering kali melibatkan pernapasan terfokus.
6. Lingkungan tidur yang kurang mendukung
Kualitas tidur berperan besar dalam menentukan energi kita di siang
hari. Untuk tidur nyenyak dan nyaman, kita perlu menciptakan suasana
kamar tidur yang sejuk, gelap dan bebas dari gangguan.
Lihatlah ke sekeliling kamar, mungkin ada beberapa hal yang tanpa disadari mengganggu tidurmu.
Beberapa langkah berikut bisa kamu lakukan untuk menciptakan suasana tidur yang lebih kondusif:
- Mengontrol suara
Cobalah
mengurangi gangguan suara yang mungkin bisa membuatmu bangun di tengah
malam. Jika pasanganmu mendengkur, misalnya, konsultasikan dengan dokter
untuk mendaparkan cara alami menghentikan dengkuran.
- Mematikan cahaya
Cahaya
biru yang dipancarkan dari ponsel, televisi, atau komputer membuat otak
tetap waspada. Para ahli merekomendasikan untuk mematikan perangkat
setidaknya 60 menit sebelum waktu tidur. Menggunakan kacamata penyaring
cahaya biru juga bisa cukup membantu, jika kamu terpaksa mengakses layar
sebelum tidur. Kamu juga bisa menggunakan tirai penyaring cahaya untuk
mencegah masuknya cahaya dari luar kamar.
- Cek suhu kamar
Para
pakar mengatakan bahwa suhu kamar terbaik untuk tidur adalah antara
15-20 derajat Celcius. Untuk mendukungnya, kamu bisa memilih selimut
yang nyaman dan tidak menimbulkan panas, yang terbuat dari bahan katun,
wol dan kain bambu.
7. Terlalu banyak tidur
Kita
tahu bahwa kurang tidur bisa berdampak buruk bagi kesehatan, namun
terlalu banyak tidur juga bisa membawa dampak yang sama buruknya.
Meski
para ilmuwan belum memahami alasan pastinya, tidur berlebihan berkaitan
dengan banyak masalah kesehatan, termasuk diabetes, obesitas, penyakit
jantung, depresi dan gangguan suasana hati, serta sakit kepala, yang
semuanya bisa membuat kita merasa semakin lelah.
Tidur
berlebihan sesekali mungkin hanya disebabkan oleh kualitas tidur yang
buruk, tetapi tidur berlebihan secara teratur juga bisa menjadi tanda
dari sesuatu yang serius, seperti hipersomnia.
Hipersomnia
sendiri merupakan kondisi klinis dari rasa kantuk berlebihan yang dapat
mengganggu fungsi siang hari, kewaspadaan, dan kualitas hidup. Jika
tidur berlebihan sudah menjadi kebiasaan dan kamu merasakan dampak
buruknya, cobalah berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan
solusinya.
8. Paparan sinar matahari berlebih
Paparan
sinar matahari berlebih secara fisik dapat membuat tubuh lelah karena
tubuh bekerja lebih keras untuk mengatur suhu internalnya, mengelola
kehilangan cairan dan elektrolit, serta mengatasi perubahan kimiawi
akibat sinar ultraviolet.
Jika kamu berencana berada di luar
dalam waktu lama, kurangi risiko kelelahan akibat panas dengan sering
beristirahat, berteduh dan banyak minum air. Selain itu, jangan lupa
menggunakan tabir surya.
9. Kondisi kesehatan lain
Jika
kamu masih mengalami kelelahan kronis meski sudah melakukan penyesuaian
gaya hidup, penting untuk berkonsultasi dengan dokter. Terkadang, rasa
lelah bisa menjadi tanda kondisi medis lain, seperti anemia, penyakit
autoimun, gangguan hormonal, hingga adanya infeksi.
*Sumber: kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar