Senin, 22 Februari 2021 18:57:47
Penelitian menunjukkan bahwa masalah kesehatan mental pada masa
kanak-kanak memiliki risiko kesehatan fisik di masa depan. Studi ini
dinyatakan dalam penelitian Jasmin Wertz, seorang peneliti postdoctoral
di Duke University di Durham, N.C.
Melansir dari Medicinenet,
dalam salah satu dari dua penelitian, Wertz dan rekan-rekannya
menganalisis data dari lebih dari 1.000 orang di Selandia Baru yang
lahir pada tahun 1972 dan 1973, dan kemudian diikuti sejak lahir hingga
usia 45 tahun.
Pada studi pertama, mereka yang memiliki riwayat
penyakit mental pada masa kanak-kanak seperti seperti kecemasan,
depresi, penyalahgunaan zat, dan skizofrenia disebut menua lebih cepat,
mengalami penurunan fungsi sensorik, motorik dan mental yang lebih besar
saat usia paruh baya.
Studi ini dipublikasikan secara online pada 17 Februari di jurnal JAMA Psychiatry.
Studi
kedua dilakukan oleh tim yang sama melihat catatan rumah sakit selama
30 tahun (1988 hingga 2018) untuk 2,3 juta orang di Selandia Baru,
berusia 10 hingga 60 tahun.
Studi kedua juga menemukan hubungan
yang kuat antara kesehatan mental awal kehidupan dan penyakit medis
neurologis di kemudian hari. Penelitian ini telah diterbitkan secara
online di JAMA Network Open.
Penemuan ini menunjukkan bahwa
investasi yang lebih besar dalam pengobatan penyakit mental yang tepat
sejak dini dapat mencegah banyak masalah kesehatan di kemudian hari.
Dokter
Victor Fornari, wakil ketua psikiatri anak dan remaja di Rumah Sakit
Zucker Hillside di Glen Oaks, N.Y. percaya bahwa penting untuk mengenali
hubungan pikiran dan kesehatan tubuh.
"Terlepas dari stigma dan penyangkalan, pengakuan ini penting untuk mempromosikan hasil kesehatan yang optimal," katanya.
Menurut
Dr. Timothy Sullivan, faktor-faktor yang sering menyertai penyakit
mental adalah merokok dan obesitas, kurang olahraga, berkurangnya akses
dan penggunaan perawatan kesehatan yang baik yang mungkin berperan.
"Kecemasan
dan depresi juga terkait dengan perubahan dalam sistem kekebalan kita
yang menyebabkan peradangan kronis, melukai jantung, pembuluh darah, dan
organ lainnya," kata Sullivan yang memimpin ilmu psikiatri dan perilaku
di Rumah Sakit Universitas Staten Island di New York.
*Sumber: suara.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar