Jum'at, 18 Desember 2020 16:38:53
Banyak orangtua yang seringkali menganggap sepele kebutuhan zat besi si
kecil . Padahal, sebagai bagian dari hemoglobin, fungsi utama zat besi
adalah mengantarkan oksigen dari paru-paru untuk digunakan oleh
bagian-bagian dalam tubuh anak.
Tanpa zat besi, organ-organ tubuh
tidak mendapatkan oksigen yang cukup sehingga menyebabkan gangguan
tumbuh kembang anak baik secara kognitif, fisik, hingga sosial. Lantas,
seberapa penting sebenarnya kebutuhan zat besi untuk anak, dan apa
risikonya jika tidak tercukupi?
“Zat besi memiliki peran penting
pada tubuh anak, terutama untuk mendukung tumbuh kembangnya. Asupan zat
besi yang tidak adekuat dapat menyebabkan menurunnya kecerdasan, fungsi
otak, dan fungsi motorik anak,"jelas Dokter Spesialis Gizi Klinik dan
Ketua Departemen Ilmu Gizi Klinik FKUI, dr. Nurul Ratna Mutu Manikam,
M.Gizi, SpGK dalam keterangan yang diterima Suara.com, Kamis,
(17/12/2020).
Nurul mengakan bahwa dalam jangka panjang, hal itu
dapat berakibat menurunnya performa di sekolah, perubahan atensi dan
sosial akibat tidak tanggap terhadap lingkungan sekitar, serta perubahan
perilaku pada anak.
“Salah satu penyebab utama terjadinya
kekurangan zat besi adalah kurangnya konsumsi asupan makanan kaya zat
besi, terutama dari sumber hewani seperti daging merah, hati, ikan, dan
ayam. Jika tidak ditangani, gangguan ini bisa jadi permanen," ujar Ratna
Sementara
itu, psikolog Anak dan Keluarga Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si. turut
menjelaskan, bahwa kekurangan zat besi tidak hanya memiliki dampak bagi
pertumbuhan, tetapi juga pada perkembangan anak. Kondisi ini menghambat
kemampuan anak untuk berkonsentrasi.
"Padahal jika konsentrasi
tidak optimal, maka daya tangkap anak menurun, daya ingatnya kurang
optimal, dan rentan mengalami masalah kognitif lain seperti kesulitan
menganalisa dan mengambil kesimpulan, sulit memecahkan masalah, dan
kurang kreatif," kata Anna.
Saat memasuki usia sekolah, nantinya
ia rentan mengalami kesulitan belajar dan saat dewasa rentan jadi sulit
bersaing di dunia kerja. Hambatan ini nantinya juga dapat membuat anak
menjadi tidak percaya diri, murung, dan sulit bersosialisasi.
"Oleh
karenanya, menjadi penting bagi orang tua untuk memastikan kebutuhan
gizi harian anak terpenuhi, serta senantiasa memberikan stimulasi yang
tepat untuk bisa mendorong pertumbuhan anak menjadi anak generasi maju
yang berpikir cepat, tumbuh tinggi, tangguh, aktif bersosialisasi, dan
percaya diri.”
Kekurangan zat besi dapat dicegah dengan
memberikan anak makanan yang kaya zat besi seperti daging merah, hati,
ikan, ayam, bayam, dan susu pertumbuhan yang difortifikasi.
Tanpa
zat besi, organ-organ tubuh tidak mendapatkan oksigen yang cukup
sehingga menyebabkan gangguan tumbuh kembang anak baik secara kognitif,
fisik, hingga sosial.
Selain itu, orang tua juga harus
memperhatikan asupan vitamin C pada anak karena vitamin tersebut
membantu tubuh menyerap zat besi dengan lebih baik.
“Jeruk,
stroberi, tomat, dan brokoli merupakan sumber vitamin C, dan sebaiknya
dimakan bersama dengan makanan yang kaya zat besi untuk mengoptimalkan
penyerapan. Tambahkan pula makanan dan minuman yang difortifikasi zat
besi dan vitamin C untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi harian anak,”
tambah dr. Nurul.
*Sumber: suara.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar