Jum'at 29 Januari 2021 18:56:30
Kurang tidur bisa disebabkan oleh masalah fisik, psikologis dan
relasional. Institut Ilmu Saraf dan Psikologi Perilaku California
menyelidiki hubungan antara kurang tidur dan emosi amarah.
Penelitian sebelumnya menyoroti bahwa kurang tidur bisa memengaruhi kognisi manusia dan kinerja otak secara keseluruhan.
Meninjau
literatur akademis, konsesusnya adalah setiap orang membutuhkan tujuh
hingga delapan jam tidur setiap malam untuk menjaga kesehatan mental dan
fisiknya.
Sehingga tidur dibawah durasi yang ditentukan termasuk kurang tidur. Apalagi bila kurang tidur itu terjadi berturut-turut.
Jadi, bisa dihipotesiskan bahwa kurang tidur bisa berkorelasi dengan perasaan mudah tersinggung, agresi dan tempramen.
"Efek kurang tidur pada suasana hati telah didokumentasikan dengan baik," kata para peneliti dikutip dari Express.
Bahkan
kurang tidur satu malam dianggap memperburuk gangguan mood yang sudah
ada sebelumnya. Amigdala dianggap sebagai pusat emosional otak yang juga
memainkan peran penting dalam mekanisme tidur.
Ketika seseorang
kurang tidur, defisit fungsional bisa terjadi antara amigdala dan
korteks cingulate anterior ventral. Kondisi ini bisa mengakibatkan
suasana hati menurun dan membuat seseorang lebih terbiasa dengan
rangsangan negatif.
Kurang tidur juga mengurangi kemampuan
korteks prefrontal medial untuk menekan aktivitas di amigdala.
Akibatnya, terjadi ketidakstabilan emosi dan gangguan tidur rapid eye
movement (REM) yang berkepanjangan terkait dengan perubahan fungsional
di beberapa wilayah otak.
Kondisi ini bisa mengakibatkan aktivitas reseptor berubah, yang bisa menyebabkan perubahan suasana hati seperti kemarahan.
Penelitian menunjukkan bahwa tidur antara tujuh hingga delapan jam setiap malam dapat membantu mengurangi gejala emosi amarah.
Tidur malam yang nyenyak secara konsisten bisa membantu orang menunjukkan lebih sedikit ledakan emosi dan perilaku agresif.
"Hasil ini bisa terlihat dengan perbedaan kecil di antara pria dan wanita dari berbagai kelompok usia," kata tim peneliti.
*Suara.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar