Jum'at, 19 Februari 2021 18:11:30
Bagi beberapa orangtua, mungkin terkadang cukup bingung untuk
menghadapi anak yang terlalu aktif. Namun, hal tersebut juga membuat
orangtua bingung apakah anaknya termasuk ke dalam golongan aktif,
hiperaktif, atau Gangguan Pemusatan Perhatian (ADHD).
Menurut
Psikologi Klinik Tumbuh Kembang Anak, Siti Sa’diah Syam, S. Psi, M.Psi,
Psikolog, hiperaktif merupakan kondisi di mana anak menjadi cenderung
lebih aktif dari biasanya.
Hal ini biasanya ditandai dengan
peningkatan aktivitas. Selain itu anak, biasanya anak tersebut impulsif
dan mudah teralihkan terhadap sesuatu.
“Biasanya anak hiperaktif
ditandai dengan sifat anak yang impulsif dan gampang teralihkan. Jadi
lebih aktif dibandingkan anak usianya, “ ucap Siti Sa’diah Syam, S. Psi,
M.Psi, Psikolog pada siaran langsung Instagram @eka_hospital
(17/02/2021).
Berbeda dengan anak hiperaktif, ADHD merupakan
gangguan yang membuat anak menjadi sulit untuk fokus, impulsif, dan
hiperaktif. Biasanya, hal ini karena adanya gangguan neurodevelopmental
pada otak.
Untuk penyebab pasti ADHD belum ada. Namun, beberapa
penelitian mengatakan ADHD isa terjadi karena adanya cairan (senyawa
kimia) di otak. Selain itu, bisa juga terjadi karena faktor genetika.
Lalu apa perbedaan anak aktif, hiperaktif atau ADHD?
Menurut
Siti Sa’diah, anak yang normal atau aktif, biasanya kegiatan yang
dilakukannya masih dalam batas wajar. Hal ini dapat terlihat apakah
dirinya melakukan kegiatan yang sesuai dengan anak-anak lain seusianya.
Sedangkan
biasanya anak hiperaktif biasanya sangat aktif. Namun, keaktifan
tersebut tidak hanya pada satu lingkungan, di berbagai tempat lainnya
juga.
“Jadi harus lihat, apakah tidak bisa diamnya di rumah saja, atau di tempat lain juga, “ ucap Siti Sa’diah.
Siti
Sa’diah menambahkan, untuk ADHD, biasanya terdapat poin-poin yang bisa
terlihat jika ia memiliki gangguan tersebut. Berbeda dengan anak yang
aktif dan hiperaktif, terdapat beberapa ciri yang dialami, terutama pada
usia sekolah, di antaranya:
Anak sering gagal memperhatikan detail sesuatu sehingga suka melakukan kesalahan
- Sulit untuk fokus terhadap tugas yang sifatnya lama, seperti mendengarkan cerita
- Anak sering seolah tidak mendengar dan kesulitan untuk mengikuti instruksi
- Sering mengalami kesulitan dalam mengatur tugas
- Sering kehilangan hal-hal atau barang yang penting
- Fokusnya mudah terganggu oleh hal lain
- Sering gelisah dan menggerakan tangan serta kaki
- Suka berbicara berlebihan
- Sering memberikan jawaban sebelum pertanyaan selesai
- Sulit untuk menunggu gilirannya.
Kondisi-kondisi
di atas dipantau pada anak selama enam bulan. Jika hal ini terjadi,
kemungkinan besar anak mengalami gangguan ADHD.
Untuk penanganan
agar kondisi ini tidak terbawa hingga dewasa, orangtua harus bisa tegas
dan konsisten kepada anak. Jelaskan juga aturan-aturan yang ada kepada
anak sehingga ia mudah mengerti. Jika harus mengatakan kata “jangan”,
orangtua harus menjelaskan alasannya kepada anak.
Selain itu,
buat jadwal kegiatan anak juga akan membantu hal yang dilakukan lebih
terkontrol. Biasanya anak yang hiperaktif atau ADHD sulit untuk diam.
Dengan adanya jadwal, ia dapat melakukan hal-hal tersebut dibanding
melakukan sesuatu yang tidak jelas.
Hal penting lain untuk
menangani anak hiperaktif dan ADHD yaitu komunikasi yang dilakukan
dengan orangtua. Hal tersebut sangat penting sehingga anak akan mengerti
apa yang harus dan tidak boleh dilakukan.
*Sumber: suara.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar