Sabtu, 29 Mei 2021 17:45:07
Tumbuh kembang anak tidak boleh luput dari perhatian orang tua. Sebab,
di masa inilah tinggi badan, berat badan, kemampuan duduk, merangkak,
berjalan, hingga berbicara anak berkembang.
Tetapi, karena hal
tertentu tumbuh kembang anak bisa saja terlambat atau tidak seusai
umurnya. Tugas orang tua perlu memastikan bahkan hal tersebut tidak
terjadi. Atau menyadari sejak dini jika memang sudah terjadi, sehingga
bisa ditangani secepat mungkin.
Dokter spesialis anak di RS
Permata Bekasi dr. ST Rahmah Rahim, Sp.A., mengatakan bahwa ada beberapa
hal yang perlu diwaspadai orang tua terkait terlambatnya tumbuh kembang
anak.
Seperti pertumbuhan anak bisa terlihat jelas dari pengukuran penambahan berat dan tinggi badannya apakah sesuai dengan usianya.
Sementara
masa perkembangan terlihat dari motorik kasar seperti, kaoan anak bisa
duduk, kemudian berjalan, hingga akhirnya berlari.
"Kalau dengan
motorik halus bagaimana dia menggunakan otot-otot kecilnya untuk
menulis, mengangkat gelas, memegang sendok. Kemudian kemampuan berbahasa
bagaimana ia memanggil orang tuanya dan bagaimana menyampaikan
keinginannya. Kemampuan psychosocial atau kemandirian, bagaimana dia
mengerjakan sesuatu hal sendiri sesuai dengan usianya," papar dokter
Rahmah saat Kulwap Permata, Rabu (26/5/2021).
Ia menyampaikan
bahwa perkembangan anak juga perlu disesuaikan dengan usianya. Jika
sampai pada usia tertentu anak mengalami kesulitan melakukan sesuatu
yang seharusnya telah mampu, perlu dicurigai adanya keterlambatan
perkembangan.
"Misalnya, kalau anak usia 4 bulan kepalanya belum
stabil, nggak bisa tegak, kita harus bisa berpikir jangan-jangan ada
gangguan. Atau 6 bulan dikasih mainan tidak bisa memegang atau tidak mau
mengambil atau diam saja. Usia 9 bulan tidak bisa memindahkan benda
dari tangan satu ke tangan lainnya, tidak bisa menunjuk. 12 bulan tidak
bisa jinjit kemudian 18 bulan belum bisa jalan, pegang krayon atau
menumpuk benda," jelasnya.
Jika hal-hal tersebut terjadi, menurut
Rahmah, kemungkinan anak mengalami keterlambatan masa perkembangan.
Selain itu, keterlambatan perkembangan bahasa yang harus diwaspadai juga
jika anak usia 2 bulan diperlihatkan benda di depan matanya tidak
berusaha ikut memandang benda tersebut.
Kemudian sekitar usia 4
bulan jika digerakan benda ke kiri dan kanan matanya juga tidak bisa
mengikuti. Usia 6 bulan ketika dirangsang dengan suara atau bunyi tidak
menoleh atau tidak memperhatikan.
"Umur 9 bulan tidak ada ada
bubbling atau tidak ada sebutan mamama, papapa atau dadada. Usia 2 tahun
tidak bisa mengucapkan satu kata pun dengan jelas, usia 3 tahun tidak
dapat bicara dan merangkai 3 kata," papar dokter Rahmah.
Untuk
perkembangan mental emosional, orang tua perlu memperhatikan ekspresi
anak saat melakukan, mendapatkan, atau kehilangan sesuatu. Menurut
dokter Rahmah, jika orang tua kesulitan mendeteksi ekspresi anak, apakh
sedang senang, sedih, atau pun marah, kemungkinan anak alami masalah
perkembangan mental emosional.
"Misal usia 9 bulan tidak ada
respon kalau kita ajak main, tidak ada ekspresi, tidak ada melambaikan
kalau dadah, tidak ada tunjuk. Usia 18 bulan tidak bisa main pura-pura,
kemudian 24 bulan tidak ada kata yang berarti misalnya tidak bisa
mengulang. Ada kemungkinan itu gangguan di mental," jelasnya.
*Sumber: suara.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar