Rabu, 28 Juli 2021 17:46:39
Cuaca panas yang menyengat menjadi tantangan tersendiri bagi ibu hamil.
Hal ini dinyatakan oleh ahli dari Baylor College of Medicine, di
Houston.
"Musim panas sangat sulit bagi wanita hamil karena
tubuh berjuang untuk mendinginkan diri ketika kelembaban dan suhu
tinggi," kata Dr. Matthew Carroll, asisten profesor kebidanan dan
ginekologi di Baylor and Texas Children's Hospital seperti yang dukutip
dari US News.
Dalam hal ini, ia menyarankan agar para ibu hamil
harus tetap terhidrasi. Mereka harus minum lebih dari delapan sampai 12
gelas air sehari yang direkomendasikan untuk mencegah dehidrasi.
Oleskan tabir surya dengan perlindungan UVA dan UVB minimal SPF 30, SPF
lebih tinggi lebihi baik jika Anda memiliki kulit sensitif.
"Matahari paling kuat dan panasnya akan paling buruk dari jam 9 pagi
sampai jam 3 sore, jadi cobalah untuk membatasi paparan sinar matahari
langsung selama periode itu hingga 30 menit hingga satu jam," kata
Carroll dalam rilis berita perguruan tinggi.
"Jika seorang ibu
hamil kepanasan dan kehilangan kesadaran, itu dapat mengubah sirkulasi
yang dapat mempengaruhi plasenta dan kehamilan," tambah Carroll.
Anda harus mewaspadai tanda-tanda kelelahan akibat panas seperti
pusing, lelah, dan mual. Jika Anda merasakan gejala tersebut, pindahlah
ke tempat yang teduh atau sejuk untuk beristirahat. Minumlah cairan
dingin, terutama air dengan larutan yang mengandung natrium, seperti
cairan elektrolit.
Gejala akan mereda setelah Anda melepaskan
diri dari panas dan istirahat. Jika mual, muntah, kelelahan, dan pusing
Anda bertahan lebih dari satu jam, hubungi dokter. Efek samping yang
serius dari kenaikan suhu tubuh dapat mencakup muntah dan kehilangan
kesadaran.
Kontraksi Braxton Hicks kadang-kadang disebut nyeri persalinan palsu yang bisa disebabkan oleh kelelahan dan dehidrasi.
*Sumber: suara.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar