Selasa, 20 Juli 2021 17:15:30
Anak-anak yang masih dalam masa tumbuh kembang, belum memiliki struktur
otak secara sempurna. Karena itu stimulasi dibutuhkan agar kemampuan
kognitifnya terus berkembang.
Dosen jurusan keperawatan di
Universitas Soedirman Dr. Endang Triyanto, S.Kep., mengatakan,
perkembangan kognitif terjadi sangat pesat pada saat masa anak-anak.
Karena itu wajar anak-anak kerap kali ingin mengetahui tentang hal-hal
baru yang terjadi di sekitarnya.
Akan tetapi, keharusan
belajar dari rumah atau belajar daring selama pandemi Covid-19 bisa
menghambat proses stimulasi tersebut.
"Belum sempurnanya
perkembangan kognitif pada anak, ketika harus belajar dari rumah dalam
jangka waktu yang lama dapat membuat anak jenuh. Suasana belajar dari
rumah dibandingkan dengan sekolah tentunya sangat jauh berbeda. Oleh
karena itu, sangat mungkin terjadi daya serap anak terhadap materi
pelajaran tidak seoptimal ketika belajar tatap muka di sekolah," tutur
Endang melalui keterangan tertulis yang diterima Suara.com, Minggu
(18/7/2021).
Gawai seringkali menjadi jalan keluar yang
diberikan orangtua kepada anak untuk mengusir rasa jenuh tersebut.
Sayangnya tindakan itu justru berdampak pada kecanduan anak terhadap
gawai. Menurut Endang, keluhan itu banyak dialami para orangtua selama
pandemi Covid-19.
Oleh sebab itu, dikatakannya bahwa strategi
pembelajaran harus dirancang secara kreatif dan inovatif agar mencapai
kompetensi yang diharapkan sekaligus terpenuhi kebutuhan tumbuh kembang
anak.
Semangat belajar dapat ditumbuhkan oleh guru dan orangtua dengan
merancang rutinitas membaca 15 menit serentak di rumah masing-masing
secara virtual. Maupun aktivitas ibadah bersama antara siswa dan guru
secara virtual.
"Untuk menjalin kedekatan antara siswa,
orangtua, dan guru dapat dilakukan kegiatan family gathering secara
virtual. Guru dan siswa dapat merancang kegiatan-kegiatan yang
menyenangkan, menyegarkan, dan saling menyemangati satu sama lain,"
usulnya.
Ia menambahkan bahwa proses pembelajaran hendaknya
dilakukan dengan menarik, informatif, dan komunikatif. Seperti
menggunakan media video pembelajaran, media pertemuan daring yang
fleksibel juga dapat melalui media sosial. Guru dapat membuat media
pembelajaran dan menguploadnya secara gratis.
Lebih jauh lagi
dapat juga dilakukan dengan pertukaran pelajar secara daring, baik
lingkup nasional maupun internasional antar negara. Siswa dapat
melakukan proyek bersama teman-temannya dengan memanfaatkan teknologi.
"Apabila hal tersebut dilakukan, anak akan termotivasi untuk bersaing
secara positif dan semangat belajar pun akan turut meningkat. Mereka
akan berusaha tampil yang terbaik di hadapan teman-teman sebayanya,"
pungkas Endang.
*Sumber: suara.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar