Selasa, 05 Oktober 2021 17:20:41
Pencegahan cyberbullying alias perundungan siber menurut psikolog bisa dilakukan dengan cara membatasi penggunaan gadget.
Dikatakan Anna Surti Ariani dari Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (IPK
Indonesia), membatasi waktu memegang gadget dengan jadwal atau durasi
tertentu dapat mencegah anak dari perundungan siber.
"Memberikan edukasi terkait apa itu cyberbullying. Ketiga, membatasi
konten dan aplikasi pada gawai. Dan keempat, menjadi contoh dalam
berperilaku digital yang baik," kata perempuan yang akrab disapa Nina
itu, dikutip dari ANTARA.
Cyberbullying adalah kondisi di mana
seseorang merasa tidak nyaman terhadap komentar/informasi/gambar foto
yang ditujukan untuk dirinya, yang bertujuan menyakiti, intimidasi,
menyebar kebohongan dan menghina, yang diunggah di internet, jejaring
media atau teknologi digital lainnya, yang dilakukan oleh orang lain.
"Sebanyak 45 persen dari 2,777 anak muda usia 14-24 tahun pernah
mengalami cyberbullying, menurut survei UNICEF U-Report 2021," katanya.
Menurut Nina, alasan orang melakukan cyberbullying adalah ia ingin
merasa kuat, harga dirinya rendah, kurang berempati, ingin popular dan
tidak sadar akan dampak yang ditimbulkan.
Ia membagikan
beberapa ciri seseorang yang terdampak cyberbullying. Pertama, adalah
kecenderungan untuk menarik diri, mudah emosi, menjadi cenderung pendiam
dan tidak mau bersosialisasi.
"Kedua adalah mengganti akun
media sosial, dan ketiga tidak lepas dari gawai kehilangan minat
melakukan kegiatan lain," ujarnya menambahkan.
Founder Yayasan
Sejiwa, Diena Haryana, mengatakan media daring memberikan dampak
terhadap beberapa kasus yang dialami anak seperti ketergantungan gawai,
cyberbullying, eksploitasi seksual serta penipuan daring.
"Dampaknya bisa sangat besar, membekas hingga jangka panjang karena rasa
malu yang ditimbulkan mengingat postingan buruk terhadap dirinya telah
disaksikan ribuan orang netizen," kata Diena.
"Akibatnya sangat
membahayakan, bukan hanya sebatas malu dan depresi bahkan hingga
tindakan bunuh diri. Sayangnya, banyak korban yang lebih memilih diam,
tidak mengadukan kasus yang menimpanya, sehingga pada akhirnya
mengganggu pertumbuhan jiwanya," imbuhnya.
Namun, Diena mengatakan terdapat beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mencegah dampak buruk cyberbullying.
"Sebagai teman, kita memberi dukungan untuk mendengarkan masalah yang
dihadapi, menyemangati dan dapat mengajaknya untuk melaporkannya kepada
guru atau orangtuanya. Kita juga dapat meng-counter informasi negatif
dengan memberikan komentar positif tentang sahabat kita," kata Diena.
"Sebagai orang tua, kita arahkan anak untuk memblok pelaku dan
melaporkannya melakukan media sosial. Kita juga dapat mengalihkan anak
dari media sosial melalui kegiatan lain seperti hobi, berlibur maupun
hal-hal kreatif lainnya. Bila sudah semakin parah dampaknya, segera
konsultasikan anak kepada ahlinya untuk mendapat tindakan terbaik,"
tumbuhnya.
*Sumber: suara.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar